Rabu, 28 Maret 2012

Spectacular Island, Nusa Penida





With 28 “crazy student”, I spent a month in Nusa Penida island, exploring the island, meeting new people, help the local community. It was wonderful and spectacular island with amazing landscape. We there for community development program. Having socialization about pollution and what we would do to reduce that, also how make organic compounds useful in daily life. We explained for elementary school about composting, we also helped by volunteer from FNPF (Friends of The National Parks Foundation), Liza, Robyn, and Caire. They really help us and also we had practical for composting in “Yayasan” FNPF. The second program is taught Senior High school about blogging. We want they have skill to promote the potential things in Nusa Penida, especially for tourism destination. We taught in SMAN 1 Ped, SMK N 2 Ped, and SMP N 1 Ped. The third program is make “ibu-ibu PKK” in Ped to have skill make some foods which the mainly ingredients is seaweeds. Nusa Penisa, especially Ped is one of place produce the best quality for seaweeds in the world. Seaweeds farmer actually only sell their seaweeds without processing to make it as whimsical food. So we think some people must have skills to make foods from seaweeds, it can help for the prices. We also have program to make one blog for Ped village http://www.desaped.web.id/ . We had explored all potential things in Ped, tourism place, their culture and local people daily activity. In the other program, each student have one program for one poor family, we had socialization about MDG’s program especially about economic, education, health and environment.


Alasan pertama kenapa milih Nusa Penida sebagai tempat KKN sebulan adalah karna aku sama sekali belum pernah ke pulau ini. Beruntung saat pengundian lokasi KKN untuk Nusa Penida tidak menggunakan sistem undian, tetapi yang berminat diminta untuk maju ke depan dan menuliskan namanya. Yah, total ada 28 orang anak-anak “gila” yang berminat jadi “anak pulau”(Dimas, Ajik, Nara, Septian, Bastian, Surya, kak Patrick, Angga, Santa, Budi, Tiwi, Dian Diah, DAzizah, De2k, Muni, Etis, Widya, Dwie, Dewiq, Ajep,Dripta, Silva, Linda, Fifin, Aku) … Anak-anak super yang siap tinggal diseberang Bali… ^^
Dari Denpasar menuju pelabuhan Padang Bay, sebenernya bisa lewat Sanur pake boat dan lebih cepat, tetapi karena bawaan barang banyak dan juga membawa sepeda motor maka kami menyebrang menggunakan kapal Rere (lebih kecil dari kapal Roro). Perjalanan ke pelabuhan agak gak enak karena diguyur ujan dan kaos kaki kesayangan jadi korban, hilang ditengah jalan :D. Ini juga pertama kali naik kapal Rere. Aseeekkkk………

Tiga hari awal masih asik dengan ramah tamah dan jalan-jalan ke beberapa tempat. Gillaaa… pantai Cristal Bay bener-bener keren. Airnya cukup tenang, karena berupa teluk jadi lautnya cukup asik dipakai berenang…. Wah surga bagi temen-temen yang suka renang (Santa, Surya, Muni, dkk…). Tapi gak asik kalo ga saling ceburin haha… Sempet juga para “lelaki pulau” nebantuin nelayan untuk memindahkan perahu (uda kayak iklan rokok yang nongol di TV).
Kunjungan ke Pura Goa Giri Putri juga ga kalah seru. Jalan masuk ke gua memang kecil, tetapi setelah sampai di dalam… Astagaaaa… besar dan luas. Ada 6 tempat sembahyang bagi umat Hindu di sini. Bukan hanya itu, akulturasi Hindu-Budha dapat dilihat di dalam Gua ini. Tepat ditempat persembahyangan terakhir terdapat patung dewi Kwam In yang bersanding dengan “Pelinggih” yang disembahyangi oleh umat Hindu. Setiap orang yang sembahyang dan datang akan mendapat benang “Tridatu” (benang yang terdiri dari tiga warna, putih, hitam dan merah). Wauw… guanya benar-benar megah…

Minggu awal program yang dijalankan adalah sosialisasi untuk anak-anak SD mengenai kebersihan diri dan sosialisasi tentang polusi (utamanya tentang sampah, cara memillah sampah dan composting). Program kami menjadi lebih mudah dijalankan atas bantuan dari para Volunteer dari FNPF (Friends of The National Parks Foundation),

Dua hari berturut-turut mensosialisasikan untuk anak-anak SD di sekolah masing-masing. Robyn membantu menjelaskan tentang pembuatan kompos di SD 2 Ped. Keesokan harinya juga dibantu saat di SD 1 Ped bersama “naughty boy”, Dimas. Claire sempat membantu di SD 6. Hari sabtu sore kami mengajak sekitar 80 anak-anak SD untuk mengunjungi Yayasan FNPF dan belajar secara langsung mengenai pembuatan kompos dan green house. Thank you so much for Liza,… Sangat membantu hingga anak-anak ini bisa melihat dan mempraktekkan secara langsung apa yang mereka pelajari sebelumnya. Wah, greattt day… ^^






Minggu pagi-pagi benar udah nyasar. Kami seharusnya mengikuti gotong royong di Pura segara tapi karna ga tahu jalan jadinya nyasar dan ketika udah sampai di Pura, gotong royongnya sudah selesai. Tapi pak Kepala Desa mengatakan agar kami bersih-bersihnya di Banjar saja. Banjar Nyuh kukuh bener-bener bagus, TV plasma, computer lengkap, panel surya… Kalau saja semua banjar di Bali dapat dibuat sama ^^

Sorenya kami diajak oleh Liza dan dari pihak Yayasan untuk ikut melakukan penanaman pohon di Tanglad. Lumayan jauh, sekitar 1,5 jam perjalanan. Pake truk, bersama anak-anak SISPALA SMA N 1 Ped, dan beberapa relawan dari Yayasan. Baru turun dari truk bener2 terkesima, bukitnya terlihat rapi, saking gundulnya :p. Taglad merupakan daerah yang berada diwilayah bagian selatan Nusa Penida. Daerah ini berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. “Look at that” Liza menunjukkan jarinya kearah laut (selatan)… “Australia”, teriaknya. Tapi gak bisa terlihat jelas, karena jauh. Kami langsung melakukan pekerjaan masing-masing. Liza menyuruhku untuk menghitung jumlah tanaman yang berhasil hidup sebulan yang lalu. Dibantu Muni, si babik hehe,,, ngitungin tanaman satu bukit, lumayan… 157 yang hidup, 4 tanaman yang terbakar dan mati. Yang sedikit menggelitik kami adalah terdapat sebuah papan yang dipasang di sebuah pohon dan bertuliskan “Hutan Negara”… Hutan apa?? Gersang gak ada pohon, tetep dibilang hutan Negara… ckckck. Sudah lima tahun program penghijauan ini dilakukan tetapi pohon yang berhasil tumbuh paling tinggi adalah setinggi Bli Wayan dan sebahu Liza (Yah, mereka menjadi penggaris hidup :p). Tingkiwingki, Dipsi, Lala, Po… haha… bergantian kami menyanyikannya, seperti Teletubies,.. yah, susunan bukit-bukit di Tanglad benar-benar mirip bukit-bukit di film Teletubies ^^.


Mudah-mudahan suatu hari nanti bisa kembali ke bukit ini dan bukitnya sudah hijau ditumbuhi poho-pohon lebat. Perjalanan pulang gak kalah menarik, memandang sunset dari atas truk sambil bernyanyi dan selalu waspada karena setiap saat kepala kami bisa terbentur ranting pohon di sepanjang perjalanan pulang. Nara menjadi pemandu kami di truk, triak2 ga jelas. Muni, Etis, dan anak2 Sispala SMA N 1 Ped juga ikut gila2an nyanyi… (Sabar…sabar…, salah satu nyanyian Bali yang terkenal seantero Nusa) Very nice… ^^

Minggu ke-2 udah mulai sibuk dengan workshop cara blogging dan sosialisasi tentang energy untuk siswa SMA, SMK dan SMP di Desa Ped. Tema KKN kami adalah tentang Pengembangan Potensi Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat berbasis Teknologi Informasi. Anak-anak Ilmu komputer dan Teknik ambil bagian dalam hal ini ^^…. Cukup antusias, tapi guru pengajar TIKnya rada galak… masuk anggota CMP(Cewe Macho Performance) kyknya wkwkwk.. Iya salah satu temen kami, saking Machonya dapet sebutan CMP, Dian.

Akhir pekan, waktunya jalan2… ^^
Kunjungan kali ini adalah Guyangan. Salah satu tempat yang benar-benar… emmm 2 kata… Luar Biasa!!! Dari atas tebing kita harus menuruni ratusan anak tangga untuk bisa sampai di bagian bawah tebing. Terdapat sumber mata air yang dimanfaatkan oleh PDAM untuk dialirkan ke rumah-rumah warga. Anak tangga benar-benar dibuat di bagian sisi tebing. Jika memalingkan wajah ke sebelah kiri, kita langsung bisa terjun ke Samudra Hindia. Dari celah-celah anak tangga juga bisa terlihat curamnya tebing… SSssttt jangan sampai kakimu salah melangkah kalo ga pingin terperosok. Lelah menuruni anak tangga terbayar dengan pemandangan teluk yang menakjubkan. Owh.. really in front of Hindia Ocean. Tapi sayang, beberapa teman gak bisa ikut turun semua karena beberapa tangga terakhir memang benar-benar agak ektrim, terbuat dari kayu, basah karna ada pipa air yang bocor, dan beberapa kakinya juga jadi gemetar. Menurut warga, biasanya ikan Pari selalu terlihat. Tetapi sayang kali ini kami sedikit kurang beruntung, tidak dapat melihatnya secara langsung. Tapi tempat ini sayang dilewatkan kalo gak dikunjungi. Dari jalan yang kami susuri, sepertinya memang jarang orang yang berkunjung ke tempat ini.

Hari Minggu, 4 Maret… Pagi-pagi kami sudah bersiap untuk ngayah di Pura. Seteah ngayah aku dan Muni belanja sedikit keperluan ke Pasar dan singgah sebentar ke tempat KK Dampingan untuk mengambil singkong dan kelapa. Yah, hari Senin kami akan mengadakan demo memasak nudget dan es rumput laut untuk Ibu-ibu PKK Desa Ped. Ternyata kami kedatangan Tim Monitoring dari LPPM. Pak Satriawan, kepala LPPM datang langsung mengunjungi kami ^^. Setelah sedikit berbincang tentang program, Pak satriawan sedikit berbagi tentang perjalanan hidup beliau. Inspiring us to keep fight for better life


Istirahat sebentar, kami berangkat ke Pasih Hug. Letaknya di daerah selatan pulau Nusa Penida, mungkin sedikit kearah baratdaya. Ohh… jalan menuju lokasi ternyata ga segampang yang dibayangkan. Lumayan beraspal tapi rusak, dan hampir sepertiga perjalanan adalah jalan tanah dengan batuan yang keras, naik-turun dan berbelok-belok. Tapi terbayarkan saat kami bisa menikmati indahnya teluk yang terbentuk oleh tebing-tebing curam. Ada bagian tebing yang berlubang dan dari atas kita dapat melihat indahnya laut di bawahnya. Gak kalah asik karna kami langsung berhadapan dengan laut lepas, Samudra Hindia kami beruntung karena dapat melihan 3 ekor ikan Pari yang asik berenang. Seekor penyu yang ukurannya tidak terlalu besar juga terlihat. Indahnya gak kalah dengan Guyangan. Hanya kalau bisa turun ke bawah akan lebih asyikkk… Sepertinya banyak the lost world in Nusa. Kawasan indah yang bisa diekplorasi untuk tujuan wisata.

March, 5… Pagi-pagi udah bersihin singkong, untuk membuat beberapa kue sebagai persiapan konsusi untuk acara penyuluhan UU KDRT dan demo pengolahan rumput laut sebagai makanan olahan untuk ibu-ibu PKK.



Pertanyaan yang aneh banyak muncul dari para ibu-ibu PKK ketika diberi penyuluhan tentang UU KDRT dari pihak kepolisian. Yang paling teringat adalah “Kalo suami saya mukul dan saya laporkan, nanti suami saya ditangkap. Siapa yang ngasi saya dan anak-anak saya makan? Kalaupun dia selingkuh, saya juga selingkuh saja biar “ADIL”… Yep, complicated social problem in our community. Tapi yang paling bikin seneng ibu-ibu ini mau belajar lebih jauh tentang cara mengolah rumput laut menjadi nudget rumput laut. ^^

Minggu ini dilanjutin ekplorasi data untuk pembuatan web. Nyari data tujuan wisata paling enak hehe… Tapi kita juga akan menampilkan beberapa data mengenai kependudukan, peraturan desa , akomodasi dan beberapa hal yang berhubungan dengan Desa Ped. Persiapan untuk acara beach clean up juga dilakukan, ngirim surat ke beberapa sekolah.


Hari minggu yang cerah, times for Beach Clean Up. Kami melakukan kegiatan ini bersama siswa SD dan SMA yang ada di Desa Ped serta bersama seluruh volunteer dari FNPF. Menyisir pantai dan memungut plastik. Kami melakukannya persis seperti mencari harta karun di tumpukan pasir ^^. Semoga para siswa mulai memahami pentingnya menjaga lingkungan...





Sore gak ada kegiatan jadi jalan-jalan ke FNPF Center, belajar melukis bareng Pak Mike dan belajar yoga bareng Sandra (mungkin cocok dipanggil Eyang Sandra ^^), habis toe buat rujak kedondong (kedondongnya dipetik Agus, anak SD yang sering main di Yayasan) with all volunteer in FNPF whose comes from around the world. Sooo… happy today ^^


Lembongan-Ceningan

Nyebrang dari dermaga Toya pakeh, Cuma bayar 8 ribu tiap kepala. We were going to Lembongan. Tujuan awal ke Pura Segara Jungut Batu untuk sembahyang. Setelahnya,… waktunya menjelajah… Habis sembahyang tujuan selanjutnya adalah Gua Gale-Gale (Undergroun House). Merupakan satu tujuan wisata yang terkenal di Lembongan, gua bawah tanah ini merupakan buatan tangan manusia. Kalo rada phobia gelap dan ruangan sempit sebaiknya jangan coba untuk turun, tapi kalo gak turun gak tahu sensasinya ^^.

Tempat lain yang kami kunjungi adalah dream beach dan mushroom beach. Suasananya mirip kayak di Kuta, ada beberapa penginapan dan beberapa boat yang disewakan. Agak beda kalo dibandingkan dengan pantai di Nusa Penida yang masih bener-bener “pure”. Sempet main ke Ceningan bentar, Mahayana Point dan sarang wallet. Bener-bener surga buat yang suka surfing dan jumping.

Tembeling…
Arah jalannya sama kayak mau ke Pasih Hug, Cuma untuk mencapai laut yang bner-bener keren. Kami harus jalan sekitar 2 kilo lebih… ato sekitar 30 menit. Jauhnya mungkin gak terlalu masalah, Cuma kita masuk daerah yang bener-bener kayak gak pernah dilalui ama warga, mirip hutan hujan, agak basah dan bener-bener rimbun… Sisi kanan, sepertinya dulunya bekas sungai, cukup curam mungkin sekitar 8 meter dari jalan setapak yang kami lalui. Banyak monyet kor panjang juga yang asik bergelayutan. Awalnya hampir menyerah,… karena jalannya bener-bener aneh 

Tapi mulai terdengar suara ombak,… makin bersemangat dan… Wahhh… great place, terlihat Gili yang kami sempat liat dari Guyangan,.. kalo dari Guyangan Gili ini ada di sebelah kiri kami. Tapi lelah bener-bener terbayar… Tebing-tebing yang curam dan ombak yang gede… Lebih keren dari Guyangan, karena di sini kami berada di bawah tebing dan pantainya hanya berupa batuan.
Minggu terakhir, ngerampungin isi web dan buat segala macem, segala jenis bentuk laporan . Sempet Ngayah juga di Pura Ped bersama anak-anak SD 2 dan FNPF. Hal yang paling gak enak adalah harus balik saat kami mulai nyaman dan mendapat keluarga besar di Nusa tetapi harus pulang hikz… Berharap akan kembali lagi ke pulau yang benar-benar “Luar Biasa”..
Pulang rencananya jam 6 pagi, kami udah pada nongkrong dari jam 5. 20 di pelabuhan, tetapi tiba-tiba jadwal keberangkatannya jam 12 siang. Setelah naik dan sampai jam 1 siang di Padang Bay, kami juga arus muter-muter nunggu giliran kapal biar bisa menepi, hampir 3 jam kami ada di dalam “Roro”. At least we back on Bali ^^ Banyak hal yang gak bisa dilupain dari Nusa. Makanannya (lodek2, pancake special warung Ibu Wayan, rujak boni, es rumput laut...) Huaaa... Temen2 sekamarku yang kalo tiap malem ngerumpi, kalo gak nonto film korea,... ato masang wajan bolik untuk nyari sinyal biar bisa facebool'an hahaha,,, kerjaan Muni Adriyani Kartika ama Widya Pratiwi toh... Dewi paling sering tidur lebih awal di kasur atas sambil tengkurep tapi telinganya selalu mendengar rumpian hahaa... Miss u all :)Masih banyak yang mau diceritain. Bisa ribuan kilo perkamen yang dibutuhkan kalo diceritain tentang sebulan kami di sana hohoho... :)