Rabu, 12 Mei 2010

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada tahun 400 SM Aristoteles menemukan penyakit viral pertama pada binatang yaitu rabies., kemudian oleh Celius Aurekiarus disebut hidrophobia dan ekstensi virus baru diketahui sekitar abad ke19 .Virus merupakan parasit obligat intraseluler, dimana untuk hidupnya mutlak memerlukan sel hidup untuk bereplikasi. Hal ini karena komponen virus dibuat dengan bantuan peralatan hospes yang diserangnya. Banyak jenis virus yang mampu menginfeksi hewan begitu pula manusia. Masing-masing memiliki bentuk, tipe dan metode penyebaran tertentu.

Contoh beberapa jenis virus.
Sumber :http// kambing.ui.ac.id/biologi0007/bio1-2.htm
Dewasa ini penyakit yang disebabkan oleh virus sangat berperan dalam morbiditas dan mortalitas hewan, dimana hal ini menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Hal yang paling berbahaya adalah beberapa penyakit viral pada hewan bersifat zoonosis atau menular pada manusia melalui berbagai transmisi. Ini berarti bukan hanya kehidupan hewan yang terancam tetapi juga kehidupan manusia. Untuk itu mengetahui pola penyebaran dari virus sangat diperlukan.
Dengan mengetahui epidemiologi penyakit yang disebabkan oleh virus tertentu, maka beberapa hal yang merugikan dapat diminimalkan sehingga tidak terjadi penyebaran penyakit lebih lanjut maupun kerugian yang lebih besar.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam paper ini akan terdapat beberapa rumusan masalah yakni :
a. Apa yang dimaksud dengan epidemiologi ?
b. Apakah fungsi epidemiologi ?
c. Apa saja jenis penyidikan epidemiologi ?
d. Bagaimana epidemiologi dijadikan sebagai disiplin diagnostik ?
e. Bagaimana metode penyidikan epidemiologi ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dari paper ini adalah untuk mengetahui mengenai epidemiologi, fungsi epidemiologi, jenis penyidikan dan metode penyidikan yang digunakan serta mengetahui epidemiologi dijadikan sebagai disiplin diagnostik.
1.4 METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan paper ini adalah metode kepustakaan, yakni dengan mencari bahan lewat buku-buku refrensi serta penelusuran lewat media internet.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI EPIDEMOLOGI
Epidemiologi adalah studi tentang penyakit dalam populasi dan berbagai factor yang menetukn terhadap kejadiannya. Kata kuncinya adalah populasi. Epidemilogi berasal dari bahasa yunani dari suku kata “ Epi” artinya tepi atau di atas, “Demo” artinya orang atau masyarakat dan “Logos” artinya ilmu tau pengetahuan. Oleh karena itu epidemiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu dan menjabarkan tentang keadaan hewan sehat, dan sakit pada suatu populasi, pada tempat dan waktu tertentu, yang dipengaruhi oleh sifat-sifat induk semang dan lingkungan. Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada penyakit infeksi menular. . Definisi
Banyak definisi tentang Epidemiologi, beberapa diantaranya :
a. W.H. Welch
Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang.
b. Mausner dan Kramer
Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.
c. Last
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan.
d. Mac Mahon dan Pugh
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
e. Omran
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
f. W.H. Frost
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.
g. Azrul Azwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting yang ada dalam epidemiologi, sebagai berikut :
1) Frekuensi masalah kesehatan
2) Penyebaran masalah kesehatan
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.
Secara ringkas epidemiologi adalah studi penyakit dalam populasi aatau epidemiologi adalah studi tentang frekuensi, distribusi dan penetuan status kesehatan dan sakit dalam satu populasi.
2.2 FUNGSI EPIDEMIOLOGI
Terdapat lima fungsi dari epidemiologi :
1. Untuk menentukan sumber penyakit yang penyebabnya sudah diketahui. Banyak penyakit dengan pennyebabnya yang pasti dapat didiagnosis secara akurat berdasarkan tanda-tanda klinis yang ditunjukkan oleh hewan yang terinfeksi dari uji laboratorium yang memadai, dan dari prosedur klinik yang lain, seperti penggunaan radiologi maupun uji serologi. Misalnya, utuk virus rabies didiagnosa menggunakan uji FAT ( Fluorescence Antibodi Test). Pada hasilnya akan menunjukkan adanya “negri’s body” pada sel.

Gambaran patogomonis rabies
2. Untuk penyidikan dan control terhadap penyakit yang penyebab belum diketahui atau kurang dimengerti. Begitu banyak contoh tindakan control terhadap penyakit didasarkan atas pengamatan dari sudut epidemiologi sebelum penyebabnya yang pasti diketahui. Contohnya, demam babi klasik. Pada penularannya sulit untuk diketahui sehingga pengamatan epidemiologi sangat membantu untuk kontrolnya.
3. Untuk memperoleh informasi tentang ekologi dan pathogenesis penyakit. Hewan yang terinfeksi oleh agen infeksius merupakan hospes dari agen tersebut. Hospes dan agen bertahan dalam komunitas termasuk juga didalamnya organisme lain. Semua ini tinggal dalam lingkungan tertentu. Hubungan antara komunitas dengan lingkungannya dikenal dengan istilah ekosistem. Ilmu yang mempelajari ekosistem dikenal dengan istilah ekologi. Rabies merupakan satu contoh penyakit yang disebabkan oleh virus dimana penularannya karena interaksi antara satu anjing dengan anjing lain dalam lingkungan yang sama..
4. Untuk perencanaan dan monitoring program kontrol. Institusi yang terkait dengan program control dan eradikasi penyakit pada suatu populasi hewan mesti didasarkan atas pengetahuan tentaang penyakit tersebut pada populasi, faktor-faktor yang terkait dengan kejadiannya, fasilitas yang diperlukan untuk control penyakit, serta biaya dan keuntungan yang ditimbulkan. Teknik epidemiologi yang diumaksud meliputi pengambilan data penyakit secara rutin dalam populasi (monitoring dan surveillance) untuk menentukan variasi strategi yang bermanfaat. Misalnya, pada kejadian rabies di Bali beberapa instansi terkait mengambil beberapa tindakan yakni, preventif vaksinasi maupun tindakan penanggulangan dengan melakukan eliminasi pada anjing yang telah terinfeksi. Kontrol lanjutan yang dapat dilakukan berupa vaksinasi booster dan pemantauan berkala terhadap populasi anjing yang ada.
5. Untuk penilaian terhadap dampak ekonomi dari penyakit serta menganalisis biaya dan keuntungan ekonomi dari berbagai alternative program pencegahan.Biaya dari program control terhadap penyakit pada industri peternakan semetinya dapat mengimbangi kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh suatu penyakit. Analisis ekonomi menjadi bagian yang sangat esensial sebagai bagian dari program perencanaan kesehatan hewan. Sekalipun suatu program bersifat ekonomis untuk menurunkan tingkat penyakit dalam suatu kelompok peternakan, tetapi adakalanya menjadi tidak ekonomis lagi pada tingkat kejadian penyakit yang sangat rendah. Misalnya pada peternakan ayam, pengetahuan mengenai epidemiologi membantu dalam penanggulangan virus ND. Jika satu ayam telah terinfeksi, maka kemungkinan untuk menginfeksi ayam lain akan sangat besar. Untuk itu perlu dilakukan isolasi atau tindakan preventif sebelumnya dengan vaksinasi ND. Walaupun terdapat pengeluaran untuk biaya vaksinasi, mengingat kerugiaan yang akan timbul jika virus ND menginfeksi tentu peternakan dapat menganalisis biaayanya.
2.3 JENIS PENYIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Ada 4 pendekatan penyidikan epidemiologi :
1. Epidemiologi deskriptif
Epidemiologi deskriptif meliputi pengamatan dan pencatatan terhadap penyakit lengkap dengan factor-faktor penyebab kemunculan dari penyakit tersebut.
2. Epidemiologi analitik
Epidemiologi analitik merupakan analisis hasil pengamatan dengan menggunakan prosedur diagnostik yang sesuai untuk selanjutnya dilakukan pengujian statistic.
3. Epidemiologi eksperimental
Epidemiologi eksperimental mengamati dan menganalisis data dari kelompok hewan yang telah terseleksi dan telah ditentukan factor yang terkait dengan kelompok amatan. Komponen terpenting dalam pendekatan eksperimental adalah adanya kelompok control. Hasil penelitian ini mengindikasikan adanya pengaruh kepekaan individu dalam suatu populasi terhadap perkembangan wabah.
4. Epidemiologi teoritik
Epidemiologi teoritik memberikan gambaran penyakit dalam populasi dengan menggunakan model natematik untuk membuat simulasi pola alamiah dari kejadian penyakit tersebut.

2.4 EPIDEMIOLOGI SEBAGAI DISIPLIN DIAGNOSTIK
Ada tiga disiplin ilmu yang menjadi dasar diagnostic suatu penyakit, yaitu diagnosis klinik, patologi, dan epidemiologi.
Sub-disiplin epidemiologi
a. Epidemiologi klinik
Epidemiologi klinik adalah penggunaan prinsip-prinsip epidemiologi, metode dan temuan-temuan pada individu, terutama yang menjadi dasar untuk diagnosis dan prognosis. Epidemiologi ini terkonsentrasi pada penyebab dan frekuensi penyakit,factor-faktor yang mempengaruhi prognosis,validitas dari suatu uji diagnostic, dan keefektivan dari teknik terapi dan preventif.

b. Epidemiologi komputasional
Epidemiologi komputasional meliputi aplikasi dari ilmu computer untuk studi epidemiologi.
c. Epidemiologi genetic
Epidemiologi ini menunjukkan adanya suatu hubungan erat antara ilmu genetic dengan epidemiologi.
d. Epidemiologi molekuler
Adanya perkembangan teknik biokoimia yang mutakhir, memberikan kesempatan pada ahli mikrobiologi dan biologi molekuler untuk mempelajari perbedaan antigenic dan genetic yamg kecil diantara virus dan mikroorganisme lainnya. Metode yang digunakan meliputi peptide, asam nukleat,sidik jari, dan hibridisasi, analisis enzim restriksi, monoklonal antibodi, dan polymerase chain reaction.
Sub-disiplin epidemiologi lainnya yang juga telah diketahui diantaranya epidemiologi penyakit kronis, epidemiologi lingkungan, epidemiologi mikro, epidemiologi komparatif, epidemiologi makro, dan epidemiologi nutrisi.
2.5 METODE PENYIDIKAN EPIDEMIOLOGI
1. Penyidikan Kualitatif
Pathogenesis dari penyakit. Ekologi dari penyakit, termasuk distribusi, pathogenesis dari penyakit, merupakan penyidikan yang dilakukan dengan observasi lapangan.
Uji hipotesis kausal. Observasi lapangan juga mengungkapkan bahwa factor tertentu dapat menjadi penyebab terkait dengan penyakit tertentu, selanjutnya keterkaitannya harus diuji dengan formulasi hipotesis kausal.
2. Penyidikan Kuantitatif
Penyidikan kuantitatif meliputi pengukuran dan selanjutnya ditampilkan dan dianalisis dari nilai perhitungannya. Penyidikan kuantitatif meliputi : survey, monitoring dan surveillance, study, model dan evaluasi biologi dan ekonomi dari control penyakit.

Berdasarkan Kriteria Epidemiologi Penggolongan Virus Disini Berdasarkan Rute Transmisinya Dan Patogenesis Dari Infeksi Virus
1. Virus Enterik, diperoleh melalui ingesti bahan yang tercemar tinja, bereplikasi terutama dalam saluran pencernaan dan menetap disana. Contoh Rotavirus, Coronavirus, Enterovirus, Adenovirus.
2. Virus pernapasan biasanya diperoleh melalui inhalasi dan bereplikasi dalam saluran pernapasan, serta tetap terisolasi disana. Contoh : Orthomyxovirus, Rhinovirus mamalia, beberapa paramyxovirus, Coronavirus, Adenovirus.
3. Arbovirus ( arthropod – borneviruses / virus ditularkan oleh serangga ) menginfeksi serangga menghisap darah vertebrata, bereplikasi dalam jaringan serangga dan bisa ditularkan lewat gigitan kepada vertebrat yang peka. Contoh :
• semua Arbovirus ( genus Reovirus )
• sebagian besar bunyavirus, flavivirus dan togavirus
• virus demam babi Afrika ( virus DNA ).

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Epidemiologi adalah studi penyakitt dalam populasi aatau epidemiologi adalah studi tentang frekuensi, distribusi dan penetuan status kesehatan dan sakit dalam satu populasi. Berbagai metode yang diterapkan dalam penyidikan epidemiologi mampu digunakan sebagai disiplin diagnostik sehingga dapat diketahui sumber penyakit, patogenitas maupun tindakan kontrol yang akan diambil sehingga dapat meminimalkan dampak yang merugikan.
3.2 SARAN
Pentingnya pemahaman tentang epidemiologi penyakit dapat digunakan sebagai acuan untuk kontrol dari suatu penyakit yang disbabkan oleh virus. Untuk itu pihak-pihak terkait perlu memperhatikan mengenai pola penyebaran penyakit virus baik pada hewan maupun yang bersifat menular ke manusia sehingga tidak menimbulkan efek yang sangat merugikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar